sbelumny, ff ne pernah q post d fb q tp.... karena aq agak setress akhir2 ini jd aq delete deh ff ny d fb,,, kwekekek*alasan ny gak nyambung....
gak pa2 dah,,, karena author lg saraf ny kmbuh...
DON'T BE SILENT READER,,,,
hahaha,,, gak pa2 kan,,, hbis ny gak da yg mo ngomen,,, author lg 3G(Galau, Gundah, Gila)
happy reading!!!
bedain ***
sma +++
ouh lupa,,, biarpun kaka Tetem blum lulus SMA tp,,, suka2 author dunk....
SHINee Love’s Story
Pada malam hari Jonghyun, Taemin,
Onew, Key dan Minho sedang asyik makan mie sambil nonton TV. Tapi tiba-tiba
lampu di dorm mati.
“hyung, bagaimana ini lampu nya mati?”
tanya Taemin.
“iya nih hyung,” sambung Minho.
“karena ginset kita bahan bakar nya
habis gimana kita curhat tentang seorang yeoja yang pernah kalian suka,” kata
Onew.
“mwo?” kata mereka bertiga serentak
kecuali Key.
“ayolah, kalian pasti tahu first love
kan?”
“kita gambreng dulu, yang kalah
harus duluan bercerita. Bagaimana?”
“baiklah,” kata Jonghyun dan Minho
berbarengan kecuali Taemin dan Key.
“Taem? Key? Kalian pasti punya
kan?”
“eh…” kata Taemin menggaruk
kepalanya yang tidak gatal.
“apa aku juga?” tanya Key ditatap
mata tajam oleh Onew, Jonghyun, dan Minho.
“ayolah,” kata Onew dengan puppy
eyes.
“ne,” kata Taemin pasrah(?).
“baiklah, aku ikut,” kata Key tiba-tiba.
“hompimplah alalium gambreng” kata
mereka berlima.
“Taemin, kau duluan,” kata Jonghyun.
“mwo?”
“ayolah, Minnie,” sambung Minho.
“ne, ini adalah cerita ku sewaktu
SMA. Dia adalah cinta pertama ku,” kata Taemin sambil menarik nafas panjang.
Taemin Love’s Story The Name I Loved
Title :
The Name I Loved
Cast :
Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Choi Min Mi a.k.a Minmi as best friend Taemin
(OC)
Kim Hyun Ri a.k.a Hyunri (OC)
Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee as Brother
Hyunri and Doctor
Kim Kibum a.k.a Key SHINee as Brother Hyunri
and Perawat
Go Hara a.k.a Hara Kara as penjaga Tetem
Author :
Kang Yura a.k.a Minmi a.k.a Ina.
Genre :
Sad, Romance, AU.
+++
Taemin’s POV
Aku tak tahu seberapa lama lagi aku
akan hidup, meskipun rasanya sudah lelah diriku melawan penyakit yang tak
kunjung sembuh. Ku selalu berdoa pada Tuhan, entah dia mengabulkan atau tidak
aku selalu berdoa pada nya. Aku juga senang ada yang selalu menemani ku namanya
adalah Minmi, Minmi adalah teman ku sejak kecil kami selalu bersama tak pernah
terpisahkan meskipun begitu aku bukan kekasih nya Minmi dan Hyunri dia adalah
yeoja yang dikenal tomboy dari segi cara berpakaian pun sudah ketahuan.
“Taeminnie, kau harus minum obat,”
kata seorang perawat yang menjagaku.
“ne, nuna ara.”
Aku sudah menganggapnya kakak
kandung ku sendiri, karena sejak aku terkena penyakit ini (sejak SMP). Diapun
begitu juga.
“Taeminnie, ini obatmu dan banana
milk mu,” kata Hara nuna sambil meletakkan segelas susu dan obat.
“gomawoyo nuna,” kataku sambil
tersenyum.
“Taemin-ssi, Minmi-ssi ada di depan
rumah” kata ahjumma.
“jinjja? Suruh dia masuk ke
kamarku,”
“ne” kata ahjumma berlalu.
“Taemin, bagaimana kabarmu? Aku
selama disekolah hanya merindukanmu,” kata Minmi.
“jinjja? Kau lihat keadaanku, harus
minum obat setiap hari aku juga tidak bisa masuk sekolah. Aku merindukan
Hyunri, meskipun aku sering ditolaknya tapi bagiku itu tidak apa-apa cinta
perlu perjuangan.”
“mmp…kau itu Taemin, dia sudah
sering menolakmu dia juga suka mengejekmu tapi kau masih saja baik padanya.”
“oh, ya Taemin. Apa kau sudah minum
obat?”
“rasanya tidak enak aku tidak ingin meminumnya.”
“kau harus meminumnya,” kata Minmi
memberi semangat kepadaku.
Akhirnya dengan sangat terpaksa aku
meminum obat itu.
“Taemin, aku harus pulang nanti aku
dimarahi Minho oppa. Kau harus banyak istirahat, aku pulang ya babay,” kata Minmi sambil melambai
tangannya.
“ne, hati-hati,” kataku sembari
merebahakan badanku di kasur.
Akhirnya aku kesepian lagi,
tiba-tiba Hara nuna datang kekamarku. Katanya aku harus dibawa kerumah sakit,
untuk diperiksa lagi.
‘Tuhan aku ingin sembuh’ batinku.
End Taemin’s POV
Akhirnya Taemin dibawa kerumah
sakit, setiba dirumah sakit Taemin bertemu dengan Hyunri.
“Taemin, kenapa kau kerumah sakit?”
kata Hyunri tak lepas dengan gaya tomboy nya.
“bukankah kau sudah tahu aku
terkena penyakit, lalu kenapa kau ke rumah sakit?”
“aku…unnie ku sakit makanya aku
datang kesini,” elak Hyunri.
“ouh…ya sudah aku pergi dulu, aku
harus mendaftar.”
“ne, hati-hati.”
Setelah pemeriksaan berakhir,
dokter mengatakan kalau Taemin harus dirawat dirumah sakit. Penyakit Taemin
semakin lama semakin parah kalau tidak lekas dioperasi mungkin Taemin akan
tinggal kenangan*plakk d bnuh TAEMINTS author. Akhirnya Taemin dirawat dirumah
sakit.
Sementara itu sebenarnya, Hyunri
terkena penyakit *dengan kesepakatan oleh author akhirnya di putuskan Hyunri
terkena penyakit kanker otak*ommoena. Sudah lama Hyunri mengidap penyakit
tersebut, sejak kelas 2 SMP yang tahu penyakit Hyunri hanyalah Kim Jonghyun,
author, dan Tuhan*sepertinya.
+++
“Taemin, kau kutinggal sebentar
dulu ya,” kata nuna.
“ne, nuna. Tapi hanya sebentarkan?”
“ne.”
“hati-hati nuna.”
Sambil menunggu perawat itu kembali
atau yang disebut Taemin adalah nuna, Taemin menulis dalam diarinya.
Hyunri’s POV
Aku jadi merasa bersalah pada
Taemin tadi, masa aku bilang unnie ku yang dirawat. Aku saja tidak punya unnie
melainkan aku punya oppa, yang dirawatkan aku kalau dia tahu apa dia akan marah
padaku. Aku sudah sering jahat padanya. Aku bingung………………………………………….
“Hyunri.”
“kya…” teriakku kaget.
“wae? Kau seperti itu, seperti
melihat hantu saja.”
“Jonghyun oppa, kau sudah datang
dari luar kota?”
“ne, saeng” kata Jonghyun oppa
sambil mengacak-acak rambut ku.
“kapan kau pulang? Mengapa tidak
memberi tahuku terlebih dahulu?”
“aku baru saja pulang dari luar
kota, dan aku harus bekerja lagi.”
“Dokter Kim,” sapa seorang perawat.
“ne, wae?”
“malam ini kau harus menangani pasien
diruangan no.23”
“ne.”
“oppa, tidak bisakah malam ini
menemaniku di sini. Aku kan juga pasien di rumah sakit ini,” rayu ku pada
Jonghyun oppa.
“mianhae, oppa tidak bisa menemani
mu untuk malam ini. Ada yang lebih membutuhkan pertolongan oppa daripada kau.”
“oppa, kau jahat. Kau sekarang tak
bisa menemaniku seperti dulu lagi, aku kan ingin juga ditemani dokter kyeopta
seperti mu.”
“dasar kau. Kalau kau mau minta
ditemani, oppa panggil umma ya.”
“hajiman, umma tidak tahu kalau aku ada
dirumah sakit.”
“jinjja?”
“hehehe.”
“ya, sudah aku akan menemanimu
sampai sore ini. Kau mau apa?”
“aku ingin dibuatkan origami burung
dara dan aku ingin dibelikan es…”
“mengapa tidak diteruskan?”
“apa kau sanggup memenuhinya?”
“Insya Allah*diajarin author, ye
Jonghyun mau masuk Islam kekeke ngarep tingkat dewa”
“aku ingin dibuatkan origami burung
dara harus kecil-kecil, dibuat dengan sepenuh hati oppa mencintai aku terus
yang kuanggap kecil yang bisa masuk kedalam pipet(?), terus aku ingin minum es
ayam dan makan telur sapi. Apa oppa bisa memenuhi syarat ku?”
“*bengong gaya Minho. Apa kau sudah
gila Hyunri? Bagaimana oppa bisa memenuhi persyaratan mu, itu semua diluar
batas kemampuan oppa.” *yang salah itu author nya, author nya gelo. Stadium 4
kyaknya sih….#Plakk XD.
*semakin lama Jjong berpikir, akhirnya dia menemukan
ilham*batuk2 tuh yg nmany ilham.
“Hyunri, kalau oppa nyanyikan Up
& Down yang uituitckrocok apa kau mau?”
“andwae……………………*teriak 10 oktaf
tinggi dia donk dri pda Jjong?, itukan lagu kesukaan author ogah ah.”
“mengapa kau tidak menjadi penyanyi
kalau suaramu 10 oktaf?”
“yah, kerjaan oppa kan disamping
jadi dokter. Oppa juga ikut sok mirip Kim Jonghyun SHINee? Aku males ngikut
oppa”
“emank gw Kim Jonghyun SHINee kaleee” gumam oppa.
“wooyyy,, ana denger apa yang anta
bicarain itu” sok-sok pake bahasa arab.
“idih, berhenti dongdingdong pake
bahasa arabnya. Ana gak ngerti kecuali ‘ana ukhibu ilaika’”
“giliran ngatain perasaan cinta
ngerti” sewot.
“>,<”
“Dokter Kim anda harus cepat-cepat ternyata
ada pasien baru datang.”
“yah, bukannya jadwal saya malam
ini?”
“keadaanya parah sekali, harus
cepat ditangani oleh anda.”
“bukannya ada dokter selain saya?”
“dok, tangan anda adalah tangan
emas yang sangat kami banggakan.”
“*Fly.”
“ya, sudah Hyunri jaga dirimu
sendiri ya.” Kata Jonghyun sambil mengusap kepala ku.
“oppa, jangan lupa ya.”
Oppa ku hanya tersenyum dan
berlalu, aku jadi sendiri dikamar. Andaikan aku punya teman, memang aku tidak
punya teman aku hanya bisa mengejek orang saja. Hanya Taemin yang mau berteman
denganku biarpun ku ejek dan ku tolak cintanya, aku bingung juga mengapa Taemin
menyukai yeoja yang tomboy seperti ku ini, Molla.
End Hyunri’s POV
Taemin’s POV
Ternyata dokter yang memeriksaku
telah datang, segera diary ku ku umpetkan dibawah bantal ku.
“annyeong,” sapa dokter tersebut.
“annyeong.”
“kau di periksa dulu ya nak(?)”
“dok, umur dokter berapa jadi
maggil aku anak?”
“eh, umurku baru 17 tahun,” kata
dokter itu sambil garuk-garuk kepala.*ini adalah kata2 yg sering ahjumma ku
katakan #plakk d tendang nurul unnie.
“berarti kita sama dok, aku juga
baru 17 tahun.” *kita beda aku bru 13 tahun hahhah XDDD.
“kamu SMA ya?”
“ne.”
“dok, cepat pemeriksaan pasien,”
kata perawat Kim disamping si dokter.*perawat Kim iyalah Kim Kibum,
dongsaeng dari Kim Jonghyun dan oppa
dari Kim Hyunri.
“ne, bum-ah.”
Akhirnya aku diperiksa, lalu gak
tau-tau nya disuntik. Terus di impus, idih coba kalau di rawat dirumah sama
Hara nuna gak bakal kayak ini aku, tambah dapat banana milk lagi.
Aku tidak tahu beberapa lama aku
tidur, seorang yeoja ada disamping tempat tidurku.
“Taemin,” kata yeoja itu lembut tidak
selembut seperti biasanya.
“Hyunri, wae?”
“aku hanya ingin kekeamar mu saja,
kebetulan aku lewat kamarmu ini. Dan karena aku tidak punya teman di rumah
sakit ini, aku datang menjenguk mu.”
“ooh, bagaimana keadaan kakakmu?”
“eeh, dia baik-baik saja.”
“bolehkah aku kekamarnya?”
“eeh…”
“wae? Tidak bolehkah?”
“aniya, dia sepertinya tidak ingin
dinganggu,” Hyunri beralasan.
“Taemin, bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja,” sahutku pada
Dokter Kim.
“Hyunri, sedang apa kau disini
bukankah seharusnya kau istirahat?”
“kau siapanya Hyunri?” tanyaku pada
dokter Kim.
“aku kakak kandung dari Hyunri dan Perawat
Kim Ki Bum, Hyunri tidak pernah mengatakan ini padamu? Oh ya, kau siapanya Hyunri?”
“ne, aku teman SMA nya Hyunri.”
“ooh.”
“ya, sudah Hyunri mianhae oppa
masih belum dapat memenuhi permintaanmu lain kali saja ya. Kau istirahat, nanti
penyakitmu takkan sembuh kalau kau sering kelelahan.”
“hkk…”
Akhirnya Hyunri berlalu, dan aku menatap
tajam dokter Kim, banyak pertanyaan dalam otakku untunk ditanyakan padanya.
“dok, bisa kah aku menanyakan
tentang Hyunri?” tanyaku.
“ne.”
“katanya yang dirawat dirumah sakit
adalah unnie nya benarkah itu?”
“dia berbohong padamu, dia mungkin
hanya ingin terlihat tegar didepan seseorang yang disayanginya. Padahal
sebenarnya tidak, dia sama saja layaknya seorang manusia normal(?)…”
“dia terkena penyakit apa dok?”
“panggil aku hyung saja, dia
terkena penyakit kanker otak. Meskipun begitu sikap dia sebelum dan seseudah
tahu penyakit nya sama saja itulah yang aku banggakan darinya, dia tidak pernah
lelah, selalu berjuang melawan penyakit nya.”
“aku salut dengannya.”
“tapi kau jangan pernah berkata
padanya ‘aku kasihan padamu Hyunri’ dia pasti akan marah dan akan membencimu
mungkin.”
JJojo-Jjojong nada dering ponsel
dokter Kim berbunyi.
“ya, sudah. Taemin, aku pergi
dulu,” kata Dokter Kim menebar senyumnya keseluruh ruangan kamarku dan berlalu.
Ku ambil diary ku, ku catat semua
kejadian hari ini di dalam diary ku.
Aku
baru tahu, sebenarnya Hyunri terkena penyakit mematikan meskipun sama saja
sepertiku tapi aku sedih jika tidak ada dia dunia akan terasa sepi. Mungkin
semua yang dia lakukan di sekolah adalah pelampiasan nya saja, pantas aku
pernah melihat rambutnya rontok, dia juga sering mimisan.
Tuhan,
aku ingin sembuh dan menjaga Hyunri bersamanya selalu disampingnya. Sudah dulu
nanti akan ku sambung lagi.
End Taemin’s POV
***
Sementara itu di dorm SHINee, Onew
nyelorot ingusnya(?).
“Minnie, mengapa tidak
dilanjutkan?” tanya Minho.
“lihat Onew hyung dia seperti ingin
menangis” kata Taemin.
“hyung, wae?” tanya Jonghyun.
“bolehkah aku bertanya dokter Kim
itu siapa?” tanya Onew.
“aniya, nanti cerita ini tidak
seru,” kata Jonghyun sambil slurp mie nya.
“baiklah…” kata Taemin.
***
Akhirnya Taemin tutup diary nya dan
mengumpetkannya dibawah bantal.
“Taemin…” teriak
yeojadeul*penggemar Taemin di SMA.
“Taemin, apa ada bagian yang
sakit?” tanya mereka, Taemin hanya bisa diam dikerumuni oleh mereka.
“hei, kalian pergi. Untuk apa
menjenguk Taemin, kalian tidak akan dapat uang atau pujian dari Taemin jugakan?
Lebih baik kalian pergi, membuat rumah sakit ini menjadi panas saja,” kata
Hyunri yang datang tiba-tiba.
“Hei, Hyunri. Kau sendiri untuk apa
kesini, mencari perhatian dengan Taemin? Kau juga untuk apa dirumah sakit ini
bukankah kau tidak sakit, pura-pura ijin sakit ternyata dirumah sakit ini
bermain dengan baby tetem ku,” kata seorang yeoja sambil ngelus pipi
tetem.*idih, klo aq udah ad mungkin ku jmbak tuh rmbut si cwek hahah.#abaikan.
“aku… unnie ku sakit dan aku harus
merawatnya” kata Hyunri beralasan.
“ya, sudah Taemppa. Kami mau pamit
ya disini tidak enak ada yeoja yang tidak suka pada kami, yang itu lo yang suka
nolak cinta Taemppa,” kata seorang yeoja sambil tertawa cengengesan.
‘pabo Hyunri,’ batin Hyunri.
“dadah Taemppa muach, muach,” kata
seorang yeoja dengan gayanya.
Akhirnya segerombolan yeoja pergi
dari kamar Taemin, dan hanya tinggal Hyunri saja.
“Taem, apa kau sakit hati karena
sering ku tolak cintamu?” tanya Hyunri tiba-tiba.
“hati ku sudah terlanjur sakit
sebelum ditolak cinta olehmu,” kata Taemin disertai dengan batuk darah namun
tidak terlihat oleh Hyunri karena Taemin memakai saputangan.
“kau, terkena penyakit apa
sebenarnya Taem?”
“jarang sekali kau berkata selembut
itu, apa kau ada masalah?”
“jinjjaeyo?”
“ne, kau jarang sekali berkata
seperti itu. Apa yang membuat mu berkata seperti itu?”
“jangan selalu melihat orang dari
luar, tapi lihat juga dalamnya.”
“bukankah kata-kata itu aku yang
mengatakannya? Hei dilarang copas.”
“hmm, dokter Kim mengatakan apa
saja padamu?”
“kau adalah dongsaeng nya, kau juga
mendengar kan saat dia berkata seperti itu.”
“selain itu?”
“tidak ada, memangnya kenapa?”
“ya sudah tidak apa, aku ingin
memberikan ini padamu. Tulis semua kebaikan atau kekurangan ku di buku ini, aku
juga akan menulis di buku ku sendiri,” kata Hyunri menyerahkan sebuah diary
bergambar Piglet dan Pooh.
“kau suka Winnie the Pooh?”
“aniya, kebetulan saat aku beli
tidak ada yang gambar nya Detective Conan makanya aku beli itu,” Hyunri
beralasan.
“ooh, tidak ada yang gambarnya
pisang?” tanya Taemin dengan polosnya.
“sebenarnya ada, tapi kata sang
author dia takut kalau kau menjadi maniak pisang.”*alasan yang paling aneh
wkkkk.
“ooh, uhuk,uhuk,” Taemin batuk
berdarah lagi.
“ Taemin gweanchanayo?”
“ne, gweanchana.”
“Taemin apa kau gila, kau batuk
darah,” kata Hyunri.
“aniya, bukankah sudah ku bilang
hati ku sudah teranjur sakit sebelumnya,” kata Taemin sedikit mengencangkan
suaranya.
“ooh, mianhae tapi kau harus…”
“cukup, Hyunri. Aku takut jika
suatu hari nanti aku takkan bisa melihatmu, berada disampingmu.”
“kukira kau hanya ada bakat baby
face saja, ternyata kau juga gentle. Aku suka orang seperti itu,” kata Hyunri
dengan senyum sumringah.
“gomawo,” kata Taemin disertai
pingsan.
“Taemin,, Taem,,,”
Hyunri’s POV
Sungguh jengkel sekali aku dengan
fans nya Taemin tadi uhhh,,, ku lihat dari luar kamar Taemin sedang ditangani
beberapa dokter. Yah, meskipun IQ ku sangat tinggi aku tidak tahu penyakit
Taemin apa#PLAKKKKKKK XDDD.
“huh,”dengusku, “aaw…”jerit ku
kesakitan. Kepalaku terasa sugguh sakit lebih sakit daripada sebelumnya,
padahal aku tidak terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini. Ku pegang bagian
yang sakit, jika sudah seperti ini aku takkan bisa berpikir dengan jernih lagi
soal perkalian 6x6 pun aku lupa.
“aah,” lama kelamaan penglihatan ku
semakin kabur.
End Hyunri’s POV
Jonghyun’s POV
Akhirnya Taemin ditangani dokter
lain, meskipun aku sudah berjanji pada Hyunri untuk selalu melakukan
kehendaknya. Tapi bagaimanapun, aku sudah di sogok Kibum untuk tidak terlalu
membantu Hyunri. Yah, lumayan lah aku disogok nya dengan yeoja-yeoja
yeppeo#plakk dapat sandal gratis dari blingers author.
Aku keluar dari kamar Taemin,
kudapati dongsaeng ku tergeletak pingsan. Tak ada yang menolongnya termasuk
author, ku pinta bantuan dari perawat Go*mba Go Hara jadi perawat juga.
“Hyunri-ah,” panggilku saat dia
sudah di infus, tapi dia belum bangun juga.
Ingin ku hubungi umma ku tapi aku
sudah berjanji padanya, ah lagi pula aku sudah dapat imbalan dari Kibum
pikirku.
Kuhubungi umma ku, “yoboseo,” sapa
seseorang yeoja.
“umma,” jawabku.
“jonghyun….”*teriak umma 15 oktaf.
“wae umma?”
“mana Hyunri, dia belum
pulang-pulang juga selama seminggu ini.”
“umma, Hyunri sakit. Dia sedang
dirawat dirumah sakit.”
“mwo?”*kata umma dengan acting gaya
sinetron indo yang langsung di ekspos mukanya aj.
‘Ya ampun umma gak perlu segitunya
juga kali, jantung ku mau copot. Coba blinger gak ada yang pakain aku peniti
udah copot ni jantung,’ batinku.
“Jonghyun, Hyunri terkena penyakit
apa?” tanya umma sedikit merendahkan suaranya dan sepertinya agak kaget.
“lebih baik umma datang saja ke
rumah sakit tempat aku bekerja.”
“ne, Jonghyun. Lebih baik kau tutup
saja telponmu nanti pulsa mu habis,” kata umma menyudahi pembicaraan kami
berdua.
20
menit kemudian
Kulihat tampang umma kelihat kaget
dan buru-buru, “umma,” kataku sambil melambaikan tanganku.
Aku menghampiri umma ku, PLAKK…
‘mwo, aku dapat 5 jari di pipiku
oleh umma. Aish,’ batinku.
“kenapa kau tak bilang pada umma
kalau Hyunri sakit? Seharusnya kau menghubungi umma, dia itu…” kulihat nafas
umma tersengak.
“umma takut dia itu pergaulan bebas
kalau dia sudah begitu bagaimana? Dia adalah satu-satu nya anak perempuan yang
umma punya,” umma sudah memulai ceramahnya didepan umum.
“ne umma, araseo. Lebih baik
tenangkan diri umma dahulu,” kataku lembut tapi utuk kedua kalinya #PLAAAKKKK
umma meletakkan 5 jari dipipiku. Kulihat disekitarku semua orang sedang
tertawa, aigooo,,,, babo Jonghyun.
Akhirnya umma sedikit lebih tenang,
aku berharap 5 jari tidak tertera di pipiku lagi untuk ketiga kalinya.
“sebenarnya dia kenapa bisa sakit?
Dan kenapa kau tidak menceritakan pada umma?” tanya umma.
“dia sebenarnya punya penyakit
kanker otak umma, karena kepalanya sering kebentok mangga waktu dulu. Dan
beberapa tragedy sadis yang melibatkan kepalanya,” kataku dengan muka penuh innocent.
“tapi, seharusnya kau bilang pada
umma. Banyak namja-namja yang datang kerumah, Lee Chanhee, Lee Jinki, Lee Hyukjae,
Lee Sungjong, Lee Sungmin, Lee Sungyeol, Lee Howon, Lee Byunghun, Lee Gikwang,
Lee Chansung, Lee Jeongmin, Lee Junghwan, Lee Jonghyun, Lee Jungshin, ah umma
lupa Lee Jongwoon*author ngarep yesung rubah marga wkkakkakak.”
“itu semua namjachingu nya Hyunri?”
“ne, banyak bingkisan, hadiah untuk
Hyunri.”
“wah, yeppeo-yeppeo ternyata
playgirl#plakk,” aku dapat 5 jari dari author.
“apa penyakit Hyunri sudah parah?”
“katanya belum, tapi kalau
didiamkan penyakitnya akan semakin parah.”
“hmm…”
Tiba-tiba ponsel umma berdering
tanda ada panggilan
Umma-umma ummmmaaa*lagu Oh nya
SNSD.
“yoboseo, ne, ne, ne.ara,” kata
umma lalu mengakhiri panggilan tersebut.
“Jonghyun, jaga dongsaengmu.”
Akhirnya umma pulang, katanya ada
urusan dengan atasannya.
“huuh,” dengusku kesal. Padahal
malam ini aku ingin bertemu dengan yeoja-yeoja yeppeo.
Ku buka kamar Hyunri, ku perhatikan
dia ternyata jika diam dia juga manis. Ku pandangi dia, agak mirip dengan
Sekyung, mungkin keseringan deket-deket sama Sekyung.
+++
5
hari kemudian
Hyunri masih belum sadar, aku takut
dia akan pergi. Taemin sudah sadar sejak 3 hari lalu, sedangkan Hyunri. Tak
terasa tetesan air menetes membasahi pipiku, aku tidak boleh cengeng. Hyunri
tak pernah menangis, dia pun. Aku tidak bisa menahan.
End Jonghyun’s POV
Taemin’s POV
Ku buka mataku perlahan, aku
bersyukur aku bisa bangun melihat indahnya dunia ini. Tapi aku juga sedih saat
dokter Kim datang kekamar ku, dan berkata Hyunri tidak sadarkan diri. Semua
yang kupikirkan ku tulis di diary ku dan diary yang diberikan Hyunri padaku.
End Taemin’s POV
Hyunri’s POV
Rasanya indah sekali kulihat
kupu-kupu berterbangan dilangit, langit sangat indah cuacanya sedang
bersahabat. Kulihat seorang namja mirip Ahn Daniel, tersenyum padaku dan
membuatku ingin mengejarnya yang sedang berlari kuikuti dia sampai didanau yang
indah, disana aku bertemu dengan Kim Myung Soo dia tersenyum dan tiba-tiba
langit menjadi gelap dan semua berubah. Kepalaku tiba-tiba pusing, darahku
keluar dari lubang hidungku, ku usap rambutku yang ada rambutku rontok.
‘Tuhan, aku harap ini hanya mimpi,’
batinku.
Tiba-tiba semuanya bersinar kembali
kulihat ada JYJ sedang menyanyi In Heaven, kututup mataku dan kembali kubuka,
kulihat semuanya serba putih dan ada aroma obat yang menghiasinya.
“Hyunri, kau sudah bangun?” tanya
seseorang namja.
“nuguseyo?”
“mwo? Kau tidak ingat dengan ku?
Aku Kibum,” kata Kibum sedikit marah karena aku lupa.
“mianhae oppa, kepalaku agak
sedikit sakit. Mataku agak kabur,” kataku agak serak.
“kau memang harus memakai kacamata,”
kata Kibum oppa tertawa kecil.
“aku ulzzang, kalau pakai kacamata
mata ku akan menjadi sipit,” kataku beralasan.
“dasar kau, apa Taemin itu
namjachingumu?”
“mwo? Oppa tentu saja tidak.”
“bukankah kau suka dengan marga
Lee?”
“anio.”
“kau berbohong, buktinya saat kau
melihat Lee Chanhee, dan Lee Byunghun kau langsung menyukainya. Lalu kau
melihat Hitz kau langsung suka dengan Lee Jonghun,” kata Kibum oppa sambil
tertawa percaya diri.
“hanya itu saja buktinya?”
“anio, buktinya ada disini,” kata
Kibum oppa memperlihatkan sebuah diary yang ada Piglet nya.
“darimana kau mendapatkannya?”
“sebenarnya waktu kau pingsan aku
menemukannya jatuh.”
“oppa, kembalikan,” rengekku.
“andwae,”
“oppa…” kataku dan pura-pura
pingsan.
“aku tahu kau pura-pura pingsan
Hyunri-ah, ya sudah aku pergi lagipula aku sibuk.”
Aish, dia tahu aku pingsan biarlah
pasti dia akan kembali dan menolongku.
End Hyunri’s POV
Taemin’s POV
Sepertinya aku harus pulang,
padahal aku masih ingin berlama-lama disini. Uhh, gweanchana lagipula sebentar
lagi ada ujian, aku sudah sering tidak masuk sekolah. Aku harus sekolah
lagipula aku bisa saja bertemu dengan Hyunri di lain waktu.
End Taemin’s POV
+++
Akhirnya Taemin pulang, sementara
itu hari demi hari tubuh Hyunri semakin lemah. Meskipun Hyunri sering menolak
di kemotrapi, tapi tetap dijalani karena rayuan maut Kibum. Hari ini tepat hari
ke 100 Hyunri dirawat.
“oppa, bagaimana kabar Taemin?”
tanya Hyunri suaranya agak tak terdengar.
“kau hanya memikirkan Taemin,
sedangkan kau disini…”
“mmp, ara. Tapi hanya dia yang
belum menjengukku, semua teman-teman ku sudah datang kecuali dia. Ayolah oppa,
aku tahu kau disogok Kibum oppa untuk diam tentang hal apapun agar aku tidak
setres,” kata Hyunri dengan mata berbinar-binar.
“sebenarnya Taemin pernah menjengukmu,
tapi saat kau terlelap dalam tidurmu dia tak ingin mengganggumu. Ini untukmu
dari Taemin,” kata Jonghyun sambil memberikan sepucuk surat dan sebuah diary.
Dear
Hyunri,
Hyunri, bagaimana keadaanmu? Kuharap kau
akan lekas sembuh, doa kan aku juga hehhe. Mianhae, aku datang tidak tepat
waktu tapi itu lebih baik. Agar aku tidak mengganggumu, Hyunri kita sama
terkena penyakit yang mematikan tapi aku bangga denganmu meskipun penyakitmu
parah kau tak pernah menangis, aku menulis banyak hal didalam diary yang kau
berikan itu. Tetaplah menjadi Hyunri yang kukenal dan jangan pernah berubah.
From
Lee Taemin
Tak terasa air menetes membasahi
pipi Hyunri yang lembut, “Taemin, paboya,” ucap Hyunri terisak-isak.
“Hyunri…”
“Taemin odie?”
“sudahlah, berhenti mencarinya.”
“andwae,” teriak Hyunri.
“kepalaku…”
PRAAK, tubuh Hyunri melayang dan
langsung di bantu Jonghyun.
Jonghyun’s POV
Sudah kuduga kejadian nya akan
begini, dia begitu keras kepala. Aku saja hampir dibunuh Jinki hyung, karena
tidak merawatnya dengan benar.
Karena aku akhir-akhir ini agak
sibuk aku tidak bisa sering menjaga Hyunri, terpaksa dia sering sendiri.
Tiba-tiba kulihat Taemin ragu-ragu memasuki kamar Hyunri, mungkin sudah
diceramahi oleh Kibum.
“annyeong,” sapa ku pada Taemin.
“annyeong hyung,” kata Taemin
sambil menundukkan kepalanya.
“wae kau tidak masuk saja kekamar
Hyunri?”
“anio, aku hanya…”
“wae?”
“aku ingin mengajak Hyunri ke Taman
dekat rumah sakit ini boleh tidak?”
“ne.”
“gamsahamnida hyung,” kata Taemin
seraya membungkukan badannya untuk kedua kalinya.
Ku harap Hyunri sedikit terhibur.
End Jonghyun’s POV
Taemin’s POV
Aku senang Jonghyun hyung
memperbolehkan ku membawa Hyunri ke taman, “Hyunri…” kataku seraya memberikan
bunga padanya.
“mengapa kau memberiku bunga? Aku
benci bunga,” katanya sedikit serak.
“perasaan ku sekarang sedang
berbunga-bunga Hyunri,” kataku.
“jinjja?” tanya Hyunri tidak
terlalu terdengar.
“Hyunri, wae?”
“gweanchan,” kata Hyunri sambil
berdiri tapi tiba-tiba dia pingsan.
Ku gendong dia di punggungku, terasa
denyut jantung Hyunri semakin lama semakin lemah. Molla.
‘Hyunri, kau akan bertahan. Aku
takkan membiarkanmu pergi,’ batinku seraya mempercepat langkah kakiku.
+++
Hyunri masih belum sadarkan diri,
sedari tadi pun aku mengeluarkan darah dari mulutku. Aku tak ingin sesuatu
terjadi pada Hyunri, kalaupun dia tak bisa disembuhkan, aku akan mengorbankan
diriku padanya.
“uhuk, huk…” sakit sekali, ditambah
dengan darah yang keluar dari mulutku.
“Taeminnie, mianhae akhir-akhir ini
noona agak sibuk,” kata seseorang menghampiriku.
“noona…” kataku mengangkat sedikit
kepalaku.
“Taeminnie, gweanchanayo?” tanya
Hara noona khawatir.
“gweanchana noona…” kepalaku
sungguh pusing.
#PRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK
End Taemin’s POV
Hara’s POV
Akhirnya Taemin, pingsan tak
sadarkan diri sedang di cek keadaannya. Kulihat Taemin meninggalkan sesuatu di
lantai, yah diary.
Kulihat
dia ternyata suka menulis puisi dan tentang seseorang yeoja yang bernama Kim
Hyun Ri dan Choi Min Mi.
Kubaca
dari satu halaman kelaman berikutnya sampai halaman terakhir yang ia tulis.
Dear Diary,
Hari ini aku senang sekali bisa mengajak Hyunri ke
taman tapi tiba-tiba dia pingsan, aku takut, khawatir akan keadaanya. Darah
terus mengalir dari mulutku(?) aku belum siap mati, akhir-akhir ini aku jarang
menulis puisi sekarang yang ada dipikiranku hanyalah Hyunri. Mianhae Minmi-ah
aku sering melupakan dan memarahimu, sudah dulu ya diary aku akan menyambung
kembali.
TAemiN
Bercak-bercak
darah ada disetiap lembar diary Taemin, kupikir mungkin dia sering batuk saat
menulis dan tidak punya sapu tangan.
Tiba-tiba ponselku berbunyi, ah
ummanya Taemin menelponku.
“yoboseo, ahjumma,”
“Hara-ah, Taemin odie?”
“ah, aku lupa memberi tahumu.
Mianhamnida ahjumma…”
“ne, gweanchan. Taemin odie?”
“Taemin sedang dirawat dirumah
sakit _______”
“aku akan kesana dalam 20 menit”
+++
Kulihat ahjumma Lee sedang
berjalan, kuhampiri dia. Kuihat dia agak kaget dengan keadaan Taemin yang
semakin lama semakin menyedihkan.
“Hara…”
“ne, ahjumma.”
“apa Taemin bisa disembuhkan?”
“jika dia mendapatkan donor hati
mungkin saja dia bisa disembuhkan,” kataku dengan senyum pasti.
“tapi…bagaimana persediaan donor
hati dirumah sakit ini?”
“mianhamnida ahjumma, rumah sakit
ini telah kehabisan…”
“ara, aku akan mengikhlaskan jika
anak kesayanganku itu pergi. Ya sudah Hara tolong jaga anakku, aku agak lelah
aku ingin istirahat.”
Akhirnya ahjumma Lee pulang,
katanya dia ingin istirahat, aku pun harus menjaga Taemin dengan baik.
End Hara’s POV
Hyunri’s POV
Kubuka mataku perlahan, semua yang
kulihat terasa menjadi dua. Kulihat umma disampingku, mungkin Jonghyun hyung yang
memberitahukannya pada umma. Aku sedikit benci padanya tapi apa yang bisa
kulakukan, aku hanya bisa berbaring, suaraku semakin lama semakin tak terdengar
aku takut tidak bisa melihat dunia ini lagi, semuanya terasa perih.
“Hyunri, kau sudah bangun?”
“n……n….e.”
“Hyunri, kau harus sembuh,” kata
umma tak terasa dia menetes kan air mata.
“u…ul…ji…m…a… u…m.ma.”
“hiks, hiks,” umma sedikit terisak.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
ya dia adalah Jonghyun oppa.
“Hyunri, mianhae oppa tidak bisa
melakukan semua keinginanmu kemarin. Mianhae.”
“g…wea…nn…cha…n… o…pp…a…”
“Hyunri…” sepertinya umma tidak
menahan tangisnya karena suara ku yang semakin lama semakin hilang.
“o…pp…a, bisakah ambilkan diary
ku,” entah kebetulan suara ku tiba-tiba kedengaran.
Mungkin aku tidak bisa menggerakan
tangan ku secara normal tapi aku tetap berusaha.
“opp…a, b….i…s…a k…ah be…r…ikan
in…i u…n..tu..k Taemin?”
“ne.”
“dan…”
“hati…ku, masih berfungsi kan?”
“apa maksudmu Hyunri?”
Kulihat tangis umma pecah, tak
tertahan lagi.
“jika… ak…u ta…k bi…s…a di
sem…buh…k…a…n, be…rr…ik…a..n hati ini u…ntu…k nya.”
“i…ni ber…ik…an u…ntuk Taemin,
j…ang…an kau bac…a jik…a belum sampai kep…ad…a Taem…in.”
Goodbye
my life,
Goodbye
my dream,
Goodbye
my mom,
Goodbye
my brother,
Though
we differing now,
But
please stay me in you’re heart,
Don’t
remove all about me in you’re memory,
I’m
sorry, I believe we meet again,
In
heaven,
Please
remember me as The Name Loved…
Goodbye
all, miss you.
End Hyunri’s POV
“Hyunri…”
“Hyunri, jangan bercanda,” kata
Jonghyun.
“Hyunri…”
“Andwaeeeeeeeeeeeeeeeee….” Teriak
Jonghyun tak terima, ditambah tangisan umma Hyunri tak terkalahkan disusul oleh
Kibum.
Sesuai dengan permintaan Hyunri,
akhirnya Taemin mendapatkan donor hati.
Hari ini semua yang bermarga Lee
datang melepas kepergian Hyunri, kecuali Lee Taemin karena dia sedang
dioperasi. Semua bersedih hati umma Hyunri sedikit merelakan kepergian anaknya.
+++
Taemin’s POV
Aku telah mendapatkan donor hati,
siapapun pemilik hati itu aku akan selalu mengingat kebaikanmu. Teringat aku
dengan Hyunri, lekas saja aku kekamar tempat ia dirawat. Kudapati kamar itu
kosong.
Langsung ku hampiri __________*lupa
nmany… katanya dia sudah pulang, dengan perasaan yang bimbang ku dapati rumah
nya penuh tulisan berduka cita dan banyak bunga.
“dokter Kim,” sapaku.
“ah, Taemin. Kau sudah dapat donor
hati?”
“ne.”
“ini untukmu, Hyunri memberikannya
padamu,” kata Jonghyun hyung memberikanku sebuah diary.
“di…mana Hyunri?”
“dia sudah tinggal dirumahnya
sendiri,” kata Jonghyun hyung dengan senyum pahit.
“bukankah ini rumahnya?”
“dulunya iya, tapi dia sudah punya
yang baru, sempit, gelap, dan…”
“apa Hyunri sudah pergi?”
“ne.”
Aku hanya bisa tertunduk pasrah,
tak tahu apa yang harus kulakukan, ingin menangis tapi aku tak ingin, hatiku
tergores sangat dalam tak tahu apa lagi.
+++
Jonghyun hyung memberikan diary
Hyunri padaku, kubuka laman demi laman sampai akhirnya dia menulis, I have hopelessly tulisan nya
sangat kacau tidak beraturan.
Hatiku hancur sudah, sreet…
tiba-tiba sesuatu jatuh dari dalam diary Hyunri. Kucoba membaca nya meskipun
tulisannya tidak terlalu bisa dibaca.
Kuberikan hatiku untuk seseorang yang
kucintai,
Kuharap dia menjaganya dengan baik,
Mekipun aku sudah tidak disampingnya,
Berharap dia mempunyai seseorang yang lebih
baik dari diriku,
Cintailah pemberian dariku,
Selayaknya kau mencintaiku,
Ku selalu ingin bersamamu tapi tak bisa,
Tapi dengan memberikan bagian yang penting
dariku,
Ku harap kau menjaganya dengan baik,
For Lee Taemin.
Ternyata yang memberikannya adalah
Hyunri, hatiku bertambah sakit. Tak menyangka, semua ini terjadi, akhirnya
kuputuskan membuat origami burung.
Kutulis sesuatu,
For The Name I Loved
I really miss you Hyunri,
Thanks for your liver to me,
I will take care,
We surely will meet to return...
In heaven
Segera ku terbangkan burung kertas
ku, berharap Hyunri membacanya.
End Taemin’s POV
END Lee Taemin Love’s Story.
***
soni siryeowa sarangui gieogi chagapge dagawa
aryeoonda ijeneun deo isang neoreul bujeonghago sipji anheun
nareul algo itjiman
gakkai inneun neol saranghal su eomneungeol algo itgie
nal barabol su eomneun neol gidarimi neomu himdeureo
ijen gyeondil su eobseo irwojil su eopgie
naega saranghaetdeon geu ireum
bulleoboryeo nagalsurok neomu meoreojyeotdeon
geu ireum ijen jeogeonoko na ulmeogyeo
nae ane sumgo sipeojyeo
neol saranghal subakke eobseotdeon
geu nareul ijen arajwoyo
irul su eomneun sarangdo saranginikka
honja hal su eomneun sarangiran neukkimeun naege dagawa
sijak hal su do eomneun geuriumdeureun keojyeoman gago
sirin gaseum han kyeonen neoui hyanggiman nama
naega saranghaetdeon geu ireum
bulleoboryeo nagalsurok neomu meoreojyeotdeon
geu ireum ijen jeogeonoko na ulmeogyeo
nae ane sumgo sipeojyeo
neol saranghal subakke eobseotdeo
geu nareul ijen arajwoyo
irul su eomneun sarangdo saranginikka
sucheon beoneul dorikyeo cheoeumui naro gan sungane
gaseum han guseoge da asagal ne moseubin geol
naega saranghaetdeon geu ireum
bulleoboryeo nagalsurok neomu meoreojyeotdeon
geu ireum ijen jeogeonoko na ulmeogyeo
nae ane sumgo sipeojyeo
neol saranghal subakke eobseotdeon
geu nareul ijen arajwoyo
irul su eomneun sarangdo saranginikka
irul su eomneun sarangdo saranginikka
“prok,,,prokk,,,,proookkk,”
tiba-tiba tanpa disadari keempat dongsaeng bertepuk untuk hyungnya yang telah
menyanyikan lagu.
“wah, Onew hyung kau keren sekali,”
puji Taemin.
“gomawo, gomawo. Mana ayamnya?”
“bukannya seharusnya mana uangnya
hyung?” tanya Minho.
“aku tidak perlu uang, aku hanya
ingin ayam.”
“hah,,, ya sudah Taemin kan sudah.
Ayo kita gambreng lagi,” kata Jonghyun.
“hompimplah alalium gambreng, siapa
yang kalah beliin Onew ayam goreng,” kata Onew dan dapat tatapan tajam dari
semua dongsaengnya.
“baiklah, ayo ulang.”
“hompimplah alalium gambreng.”
“Onew hyung giliran kau,” kata Key.
“mwo?”
“ne.”
“baiklah ini dia…”
~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar