Hanyalah keinginan author belaka yang sakitnya
paraaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh bangatttttttt…..
Penyuka angst *istighfar pada…
Always
Main Cast : Kim Yunri, Jo Twins
Other Cast : you can find them :)
Genre : Sad, Friend
Prolog
Kim Yunri, gadis bermata hitam pekat bulat, manis, pintar.
Idaman para laki –laki di sekolahnya, School of Perfoming Arts Seoul. Tapi di
antara sekian banyak yang menyukainya, 0,2 % mengatakan perasaannya dan 98 %
menutupinya.
Yunri selalu menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan,
ia dikenal dengan sebutan kutu buku. Ia hanya tersenyum menanggapi gelar yang
ia dapat.
“Kim Yunri –ssi, berapa ratus buku yang sudah kau habiskan?”
tanya seseorang sambil terkekeh.
“Aku tidak menghitungnya, apa yang kau lakukan disini?
Biasanya kau menghabiskan waktumu dengan fansmu itu,” ketus Yunri tanpa menatap
lawan bicaranya.
Ia terkekeh, “Kau manis juga.”
“Apa maksudmu? Kau memuji atau menghina ku Jo Youngmin
–ssi?!”
“Haha…”
“Tertawamu aneh sekali,” ejek Yunri.
“Daripada hidungmu…”
*
Yunri membawa buket berisi
rangkaian bunga mawar putih yang ia buat sendiri, ia tersenyum getir menatap
wajah seseorang yang sedang berbaring di ranjang. Selang infus terpasang di
pergelangan tangan kirinya dan ditambah alat bantu yang tidak aku ketahui.
Yunri meletakan buketnya diatas
meja, disamping ranjang.
“Kwangmin –ya, apa yang kau
rasakan?” lirih Yunri.
“Apa kau merindukan Youngmin
–ssi? Aku juga, cepatlah sadar! Agar kita bertiga bisa jalan –jalan bersama
lagi.”
“Itu hanyalah keinginan ku, yang
selalu ku harapkan. Aku salah, aku salah. Gara –gara aku Youngmin pergi, dan
kau koma. Aku tak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri,” tangis Yunri
pecah.
Flash Back
“Ish, paboya. Kita bertiga mau kemana lagi setelah ini?” tanya
Youngmin.
Dddrrrttt… drrrttt…
“Aiggoo, ada pesan masuk di ponselku. Aku baca dulu ya…”
‘Ingatkah janjimu, cepatlah kesini. Ppali…!’
“Mianhae, aku pergi duluan ya,” ucap Yunri.
“Biar aku antar, aku kan selamanya chagimu,” ucap Youngmin narsis.
“Ish, aku pergi sendiri saja. Tidak perlu diantar, annyeong!”
Yunri memasuki sebuah gudang yang lumayan besar, laki –laki bertubuh
besar menggerubungi seseorang.
“Oppa!” pekik Yunri.
“Eits, no no no! jangan berani maju, kalau tidak bang~~!” ucap
seseorang berjas hitam.
“Donghyun oppa,” lirih Yunri.
Laki –laki yang dikerumuni itu hanya tersenyum tipis menanggapinya,
pelipis kanannya memar dan berdarah.
“Oppa!”
Kwangmin dan Youngmin menatap dari arah kejauhan.
“Kwangmin, kita harus masuk kesana?”
“Ani, hanya Pikachu saja yang masuk. Tentu saja kita berdua…”
+++
Kwangmin dan Youngmin kalah tanding, tentu saja mereka bersepuluh
lebih. Sedangkan mereka hanya berdua saja, nafas mereka tersenggal.
“Berhentilah kalian berdua, kalian hanya menghabiskan tenaga kecil yang
kalian miliki, ckckck!” ejek laki – laki berjas hitam itu.
“Errrrrrr…!” Youngmin mengerang.
“Berhentilah, yang punya maslah aku bukan kalian berdua,” ucap Yunri.
“Tapi kita adalah sahabat, aku tak mau jika…”
“Adegan yang puitis, au au au… aku tak suka itu!”
“Hyung! ada polisi di luar sana, cepat kita pergi,” ucap seseorang
tergesa –gesa.
“Ah, ne. lagi pula tidak ada hasilnya bermain –main dengan bocah ini!”
Tanpa di sadari, ia menarik pelatuk dari pistolnya menuju arah Yunri. Refleks
Youngmin melindungi Yunri dengan tubuhnya.
Tsk, peluru pistol itu menembus jantung Youngmin.
“Haha,” ia tertawa sinis dengan penuh kemenangan, dan pergi.
“Youngmin –ssi,” Yunri menatap wajah Youngmin.
Youngmin hanya mendesah pelan, “Aku tidak apa –apa chagi, aku senang
sudah melindungimu,” ia menghela nafas berat. “Mana Kwangmin dan Donghyun
hyung? yunri tinggalkan aku disini!”
“Aniya!”
“Maaf aku menjadi kekasihmu yang egois, menutupi semuanya. Tapi aku
senang aku selalu ada disisimu, selama aku menjadi kekasihmu, mianhae.”
“Youngmin…!” teriak Yunri.
+++
“Hyung, kau membawaku kemana?” tanya Kwangmin dengan sikap aneh
Donghyun yang menarik paksa dirinya.
“Ikuti saja.”
“Tempat apa ini?”
“Ini tempat dimana aku dan Yunri menghabiskan waktu kami berdua, jaga
Yunri. Aku tak mau lagi ada yang menyakitinya , mianhae…”
Flash Back End
“Hyung, kemana kau pergi?”
“Kwangmin, apa yang terjadi
denganmu?” tanya Yunri.
“Aku dimana?” tanya Kwangmin
tanpa menjawab pertanyaan Yunri.
“Kau dirumah sakit, kau
menyelamatkan oppa ku dari insiden itu…”
“Bagaimana dengan Youngmin?”
“Dia…”
“Tidak usah diteruskan, aku
mengerti.”
“Besok kita ke pemakaman, jangan
lupa…”
“Araseo…”
“Yunri, apa yang kau lakukan?”
tanya Kwangmin.
“Menulis surat untuk Youngmin,
disana.”
“Aku ikut.”
*
Epilog
“Haha, Youngmin. Kau bagiku
adalah yang terbaik.”
“Benarkah? Hidungmu juga selalu
mengingatkanku untuk menyayangimu…”
“Aigoo jangan bahas hidung lagi.”
“Kau tetaplah yeojachinguku Yunri
–ah.”
*
Ending….
Nah, karna sbentr lg au UTS. Izin hiatus yaaa... !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar