For U Not To Know
Main Cast :
Choi Hyorin (OC), Cho Hyerim (OC)
Support Cast : Kim
Jongwon a.k.a Yesung, Lee Donghae a.k.a Donghae
Author :
Me
Genre :
Sad, and etc.
Length :
Oneshot
~~~
Choi Hyorin’s POV
Sudah lama ku sembunyikan semua
ini dengan dirinya, seseorang yang sangat kusayangi. Kim Jong Won. Aku tak bisa
memberitahunya, tentang semua kenyataan pahit yang ku alami.
Hari ini sudah dua kali hidungku
berdarah, tapi menurutku ini wajar, maksudnya aku sudah terbiasa karena inilah
penyakitku.
“Hyorin, nanti diminum obatmu. Di
atas meja makan. Jangan lupa, aku pergi dulu. Annyeong,” pamit Hyerim eonnie ku
dan keluarga satu-satunya yang aku punya.
Aku hanya bisa terkikik, melihat
tingkah eonnie ku yang selalu tergesa-gesa jika berangkat kerja. Jangan tanya
aku, mana mungkin aku bisa bekerja. Aku tidak seperti orang normal lagi,
meskipun tidak nampak diluar, tapi dalamnya. Aku cacat.
Seseorang mengetuk pintu rumahku,
membuyarkanku dari lamunanku. Seperti yang ku duga, Jongwon yang ada di ambang
pintu.
“Masuk,” ucapku singkat.
“Hyorin, rasanya lama sekali kita
tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu, kau juga tambah cantik,” ucapannya
begitu basi. Selalu kalimat itu yang ia ucapkan apabila bertemu denganku.
Aku tersenyum kecut. “Ngg, apa
kau tidak sibuk hari ini? Tidak ada jadwal?” tanyaku. Yah, dia kan punya
boyband.
Jongwon menghela nafasnya. “Aku
disini untukmu, jangan buat aku kecewa. Mungkin kau lupa, hari ini adalah hari
jadi kita yang kedua,” ucapnya sambil tersenyum. Aku saja lupa. “Hmm… kau tidak
perlu memberiku hadiah seperti tahun kemarin, aku sudah dapat hadiah yang
paling istimewa. Bisa melihatmu.”
“Ngg, terimakasih,” ucapku sambil
tersenyum. “Baiklah, kalau begitu aku…” Aku tidak dapat menyambung kata yang
barusan. Nafasku sesak.
“Hyorin, kau tidak apa-apa?”
tanya Jongwon panik. Mataku mengabur. “HYORIN!!!!”
End Choi Hyorin’s POV
~~~
“Hyorin,” ucap Hyerim lembut sambil membelai rambut Hyorin.
“Apa kau merasa sudah baikan?” tanyanya sambil menyodorkan segelas air putih ke
Hyorin.
“Terimakasih, eonnie,” ucap Hyorin sambil tersenyum. “Apa
Jongwon sudah tahu tentang penyakitku?” tanyanya cemas.
“Tidak. Saat ia menanyakan kenapa kau bisa begini. Eonnie,
bilang kalau kau mungkin terlalu lelah.”
Hyorin tersenyum lega, “Syukurlah.” Seketika raut wajahnya
berubah menjadi masam. “Aku takut eonnie.”
“Hyo, kau masih punya kesempatan untuk hidup.” Hyerim
menghela nafas. “Hyo, mungkin takdir tak bisa diubah tapi cobalah berusaha.”
Hyerim meninggalkan Hyorin yang masih mencerna kalimat yang
barusan Hyerim ucapkan.
~~~
Beberapa bulan kemudian
Choi Hyorin’s POV
Sekarang tanggal berapa? Aku sudah melupakan semuanya. Mungkin.
Aku sudah lemah, aku tak bisa bangun lagi. Aku hanya bisa berbaring di kasur.
Jam berpa sekarang? Hm… jam 5 sore. Sebentar lagi eonnie pulang.
“Annyeong, Saengie!!!” teriaknya terdengar kekanak-kanakan.
Aku hanya bisa tersenyum.
“Eonnie, bisa kau peluk aku?” tanyaku. Membuat eonnie heran
dengan sikapku. Tapi akhirnya ia menuruti keingannku. “Eonnie, neomo apayo. Apa,”
ucapku meringis.
“Hmmm…?” Kami berdua terkejut dan melepaskan pelukan kami
berdua melihat Jongwon sudah berada di ambang pintu kamarku.
“Jongwon, kenapa kau hanya diam di sana? Kemari, temani
Hyorin dia sepertinya sangat merindukanmu,” ucap eonnie terkikik. Sebenarnya aku
ingin melempar dengan bantal, tapi kuurungkan niatku.
Jongwon sudah berada disampingku, “Hyo?”
“Ngg?”
“Apa ada yang kau sembunyikan dariku selama ini?” tanyanya.
Ia menatap tajam kearahku.
“Kau tidak perlu
tahu.” Ia mendekapku dalam pelukannya.
Mian, aku tak ingin
kau mengetahuinya -batinku.
Ponsel Jongwon berbunyi, “Yoboseo.” Ia diam sejenak
memandang kearahku. “Ne, ne, ara.”
“Hyo-“
Belum sempat ia menjelaskan padaku, sudah ku potong. “Pergilah,”
ucapku seraya tersenyum meskipun agak terpaksa. Padahal aku masih ingin kau tetap disini -batinku.
Tes… tes… kurasakan cairan kental berwarna merah keluar
dari hidungku. Pandanganku mengabur dan…
End Choi Hyorin’s POV
~~~
Saat ini wajah wajah Hyerim tampak tegang menunggu Dokter
Lee keluar dari ruangan tempat Hyorin dirawat. Sementara itu dilain tempat di
waktu yang sam Jongwon bersama manajernya sedag asyik berbicara.
“Jongwon, apa itu di kausmu yang berwarna merah?” tanya
manajer. Kebetulan kaus yang dipakai Jongwon berwarna putih jadi sangat
terlihat bercak darah.
“Mwo? Darah?” Ia mengingat dimana terakhir kali ia
mendapatkannya. “Mungkinkah?” Jongwon mencoba pergi tapi di cegah oleh manajer.
“Kau ingat kita sudah kontrak?” Jongwon hanya bisa diam
menurut.
~~~
Dua hari telah berlalu, Hyorinpun sudah sadar dari komanya.
Meskipun slang oksigen masih terpasang rapi. Menurut dokter, Hyorin perlu
oksigen.
“Eonnie,” ucap Hyorin lirih.
“Hyo-ah, aku telpon Jongwon ya?” Hyorin menggeleng cepat. “Waeyo?”
“Dia tidak perlu tahu.”
“Kenapa kau masih saja keras kepala,” ucap Hyerim terkikik.
“Setidaknya aku tidak cerewet,” cibir Hyorim.
“YA!! Akan ku cubit pipimu yang chubby itu.” Mereka pun
tertawa.
Sudah seminggu Hyorin berada di rumah sakit, akan tetapi
Jongwon masih saja tidak tahu. Keadaan Hyorin pun mulai membaik.
“Eonnie, saranghaeyo,” ucap Hyorin sambil tersenyum.
Mungkin agak aneh menurut Hyerim karena Hyorin tak pernah
mengucapkan kalimat itu bahkan pada ayah dan ibunya yang sudah pergi. (kalo ama
yesung love u kali ya.. ?)
“Nado.”
“Eonnie, jangan bilang siapa-siapa kalau aku mencintaimu
ya? Eonnie aku punya satu permintaan, satu kali ini saja. Tutup matamu eonnie.”
“Mwo?”
“Jebal!”
Ini permintaan ku
yang terakhir eonnie –batin Hyorin.
Akhirnya Hyerim menuruti permintaan Hyorin dan menutup
matanya.
“Apa boleh ku buka sekarang?”
“Bukalah sekarang matamu,” ucap seseorang suara laki-laki.
Perlahan Hyerim membuka matanya. “Donghae?” Hyerim kaget
dengan apa yang ia lihat. “Kau masih hidup?”
Donghae hanya tersenyum.
“Bukankah kau sudah pergi? Karena kecelakaan satu tahun
yang lalu?” cerocos Hyerim.
“Ssst…” ucap Donghae. “ Aku masih hidup, aku akan selalu
hidup di hatimu begitu juga Hyorin. Kau tidak perlu mencari tahu kenapa aku ada
disini. Satu hal lagi yang ingin ku katakan padamu ‘saranghae’” ucap Donghae
mengecup kening Hyerim.
Tiba-tiba lampu dirumah sakit mati dan sekejap pula lampu
itu menyala namun Donghae telah menghilang, dan Hyorin meninggal.
~~~
Hyorim dimakamkan di samping kedua orang tuanya. Hyerim
masih tidak percaya dengan apa yag ia lihat semalam, tapi itulah kenyataannya.
Seorang laki-laki menghampiri Hyerim, Jongwoon.
“Mengapa kau tidak memberi tahuku?” tanya Jongwon pada
Hyerim.
“Kau tidak perlu tahu,” ucap Hyerim yang seakan-akan
terlihat itu adalah Hyorin. Mata Jongwon terbelalak tidak percaya.
^END^
Gomawo,,
udah reading… agak gaje yah???
Kalo
banyak yg ngomen bkal ad sequel, klo gk ya sudhlah smpai ini sja…
uummm... daebakk eonnie,, tingkatkan prestasimu dlam ff ya :D
BalasHapus